Bandung Senja |
Perjalanan selama 8,5 jam tidak terasa karena kami tidur dengan pulas. Walaupun naik kereta bisnis, udara malam cukup dingin, ditambah lagi kursi kami dekat dengan kipas angin. Makin semriwing rasanya. Kami sampai di Jogja pukul 4 pagi. Selesai melaksanakan sholat shubuh, kami pergi ke rumah budenya Ika untuk menumpang hidup. Sungguh merepotkan... Sampai di rumah bude, kami tepar. Setelah tidur dengan layak, kami sarapan gudeg yang disuguhkan oleh budenya Ika. Puas menghimpun tenaga, kami pun mengunjungi tempat wisata pertama, Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Sesampainya disana, kami melihat seluruh lapangan di sekitar keraton dipenuhi oleh stand dan permainan untuk pasar malam. Rupanya sedang ada Sekaten disana!
Kalo kata Dufan, ini Bianglala |
Sampai di keraton, kami ditawari seorang bapak baik hati yang rupanya adalah abdi dalam keraton untuk memandu kami. Tarifnya seikhlas kami. Kami pun setuju. Rupanya tidak salah kami mengiyakan tawaran beliau. Beliau menceritakan seluruh sejarah dan fakta di setiap celah keraton ini. Sayangnya saya tidak mencatat cerita beliau sehingga saya lupa -_- Selesai dari keraton, kami pergi ke Taman Sari yang dulunya adalah tempat pemandian keluarga keraton. Sebenarnya Taman Sari bisa ditempuh dengan jalan kaki dari Kraton, tapi kami tidak tahan dengan panasnya Jogja ~_~ Akhirnya kami memilih naik becak. Apesnya, kami diturunkan di depan sebuah gedung tua yang tampaknya juga milik kerajaan sehingga kami harus berjalan kaki lagi menuju Taman Sari. Kami tidak tau seperti apa bentuk depan Taman Sari sehingga kami pun nurut saja diturunkan disitu. Sepertinya tukang becaknya tau kalo kami ini turis jadi kami ditipu -_- Padahal tarifnya juga cukup mahal. Jadi, saran saya sebaiknya dari awal bilang kalo mau diturunkan di pintu utama Taman Sari yang langsung ada loketnya. Hampir di setiap tempat wisata ada jasa pemandu. Kali ini kami menolak karena kami tidak berminat. Cukup tau saja tempat ini adalah pemandian keluarga keraton. Puas melihat-lihat dan berfoto, kami pun mencari taxi untuk menuju Museum Affandi.
Taman Sari |
Siapa sih Affandi itu? Affandi (alm.) adalah seorang seniman yang melukis menggunakan jari, bukan kuas, sehingga timbul tekstur tersendiri di lukisannya itu. Syeilleee sok tau banget deh hahaha. Yaaa itu sih hanya pandangan saya sebagai orang awam. 1 taxi reguler diisi 7 orang (termasuk pengemudi) hahaha. Edyaan! Karena Museum Affandi hampir tutup, kami pun melewatkan waktu makan siang demi mengejar waktu. Perut urusan belakangan deh. Untung saja kami sampai disana sekitar 45 menit sebelum museum tutup sehingga kami masih sempat melihat-lihat. Harga tiket masuknya cukup mahal, yaitu Rp 20.000,00, tapi worth it! Museum ini isinya menarik. Desain bangunannya pun menarik. Intinya menariklah. Walaupun saya bukan orang yang mengerti seni, tapi senang rasanya menikmati berbagai lukisan yang unik dan bagus tersebut. Museum ini juga memajang lukisan karya anak dan istri Affandi. Lukisan disana pun ada yang dijual dengan harga yang beragam, mulai dari harga sepeda motor sampai harga kapal Titanic. Saya pun membeli beberapa kartu pos yang bergambar lukisan Affandi seharga Rp 5.000,00.
Patung Affandi |
Setelah dari Museum Affandi, kami naik transjogja menuju daerah Malioboro. Setelah itu, kami naik becak menuju Jalan Wijilan yang terkenal sebagai pusat gudeg. Ya, kami akan mengisi perut karena sudah tak tahan lagi akan perihnya perut yang meronta-ronta ini. Menurut rekomendasi teman, gudeg yang enak adalah Gudeg Yu Djum. Saya pesan gudeg + ayam + telur seharga sekian belas ribu rupiah hehe saya lupa harganya. Setelah saya makan, rasanya kok biasa saja ya. Terlalu manis. Gudeg memang manis, tapi seharusnya manisnya masih wajar. Tapi di lidah saya gudeg ini terlalu manis, begitu pula menurut teman-teman saya yang lain. Menurut saya gudeg ini tidak sesuai ekspektasi yang katanya gudeg paling enak.
Gudeg Yu Djum |
Seusai makan, kami berbelanja di Malioboro sampai pukul setengah 9 malam. Kami pun memutuskan untuk pulang dan menghimpun tenaga untuk menyambut esok hari.
Info :
Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat
Jalan Rotowijayan 1, Yogyakarta (Dekat Alun-Alun Utara)
Tiket : Rp 5.000,00
Izin kamera/video : Rp 1.000,00
Taman Sari
Jalan Taman, Kraton, Yogyakarta
Tiket : Rp 3.000,00 (turis domestik)
Izin kamera/video : Rp 1.000,00
Museum Affandi
Jalan Laksda Adisucipto 167, Yogyakarta
Tiket : Rp 20.000,00
Tidak boleh mengambil gambar di dalam museum
Gudeg Yu Djum
Jalan Wijilan No 31, Yogyakarta
Info :
Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat
Jalan Rotowijayan 1, Yogyakarta (Dekat Alun-Alun Utara)
Tiket : Rp 5.000,00
Izin kamera/video : Rp 1.000,00
Taman Sari
Jalan Taman, Kraton, Yogyakarta
Tiket : Rp 3.000,00 (turis domestik)
Izin kamera/video : Rp 1.000,00
Museum Affandi
Jalan Laksda Adisucipto 167, Yogyakarta
Tiket : Rp 20.000,00
Tidak boleh mengambil gambar di dalam museum
Gudeg Yu Djum
Jalan Wijilan No 31, Yogyakarta
No comments:
Post a Comment